Sabtu, 15 Desember 2012

usaha loundry


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perubahan gaya hidup  dan tuntutan ekonomi  pada zaman modern seperti sekarang ini,  menuntut agar seseorang dapat mengatur waktunya se-efisien mungkin,  baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan  mereka.  Dengan semakin banyaknya kegiatan, maka beberapa urusan di dalam rumah kurang menjadi perhatian karena lelah setelah seharian beraktifitas.  Kemajuan teknologi juga memberikan pengaruh terhadap gaya hidup masyarakat sekarang terutama di kota besar yang mana masyarakat menginginkan agar semua hal yang dilakukan serba praktis dan cepat. Perubahan gaya hidup yang demikian menyebabkan adanya tuntutan kepraktisan dalam menjawab kebutuhan pribadi mereka, misalnya dalam hal mencuci pakaian dan menyetrika.  
Dengan adanya hal ini, maka perlahan-lahan mulai berkembanglah suatu pelayanan jasa yang memberikan kemudahan dalam hal pencucian pakaian, yang disebut dengan Jasa Laundry. Bisnis ini biasanya menjamur di daerah yang banyak terdapat kos-kosan atau rumah kontrakan,  dimana penyewa kos atau kontrakan tak sempat atau tak bisa melakukan cuci dan setrika baju sendiri, Keberadaan jasa laundry bagi masyarakat dinamis di perkotaan terutama di daerah kontrakan atau kos-kosan  sudah merupakan gaya hidup tersendiri, bukan karena malas tetapi mereka memprioritaskan mana yang bisa didelegasikan dan mana yang bisa mereka lakukan sendiri karena faktor tenaga, waktu dan tuntutan hidup. Kota Metro khususnya daerah kelurahan Yosodadi banyak sekali dihuni oleh mahasiswa dan karyawan kantor yang tentunya  sibuk dengan aktifitas masing-masing sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencuci pakaian mereka, ditambah lagi dengan kondisi cuaca saat ini yang sering hujan, mengakibatkan pakaian lebih mudah  menjadi  kotor sehingga mencuci pakaiansecara manual akan sulit menjadi kering karena tidak adanya sinar matahari.
Peluang usaha laundry  di daerah Yosodadi-Metro Timur  sangat menjanjikan, namun untuk mendirikan usaha ini diperlukan suatu perencanaan yang matang agar usaha laundry dapat bertahan lama dan  tidak terjadi kerugian. Oleh karena itu penulis ingin melakukan riset langsung di lapangan yaitu “Rizka Laundry & Drycleaning Service”.
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana rencana pemasaran yang dilakukan “Rizka Laundry” dalam menjalankan usahanya.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui bagaimana usaha “Rizka Laundry”
b.      Mengetahui latar belakang pemilihan usaha “Rizka Laundry”
c.       Mengetahui kunci sukses usaha tersebut
d.      Mengetahui layanan tambahan yang di berikan usaha tersebut.
e.       Mengetahui prosedur penanagan usaha tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Cerita Usaha “Rizka laundry”
Tidak puas bekerja sebagai seorang kontraktor, orang yang akrab dipanggil hasan ini mencari usaha sampingan untuk menambah pendapatan keluarga. “laundry merupakan pilihan yang dijadikan sebagai usaha sampingan beliau, beliau terinspirasi dari seorang temannya yang saat itu mengeluh bahwa istrinya yang bekerja sebagai seorang tenaga kesehatan tidak memiliki waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah” jelas netti salah satu pekerja yang menetap sudah 15 tahun. Usaha ini dikepalai oleh istrinya sendiri yang bernama wuri andayani, wuri sendiri merupakan ibu rumah tangga yang ingin memiliki pekerjaan selain hanya diam dirumah. Sampai sat ini usaha ini masih dipegang oleh ibu beranak 3 ini.
Usaha laundry di metro ini merupakan cabang dari usaha di yang ada di Jakarta. Saat beliau pindah ke Lampung beliau meneruskan usaha laundry tersebut sampai sekarang. Usaha yang berdiri sejak 15 tahun yang lalu ini telah memberikan keuntungan yang lumayan besar bagi keluarganya.
Bermodalkan awal Rp.30 juta ia telah mampu membuka sebuah laundry yang berlanggankan 25-30 pelanggan perhari. Nama Rizka diambil dari nama anak pertamanya, baginya Rizka adalah inspirasi hidupnya, ia jadikan anak sebagai alasan utama mendirikan usahanya.
Usaha ini tidak menyediakan jasa laundry kiloan, melainkan dihitung perbuah. Untuk jenis jas dan jaket ia patok Rp. 15.000 per buah. Untuk jenis kaos Rp. 8000/biji, selain itu jenis boneka tergantung ukuran. Ukuran kecil Rp. 6000/buah, sedang Rp.10.000/buah, dan besar 15.000-20.000/buah. Selain bahan tersebut untuk jenis bad cover di patok harga Rp.35.000/buah.
Pakaian yang sudah selesai tidak ia lipat melainkan digantung kemudian dilapisi plastik agar tidak kotor terkena debu. Laundry miliknya tidak menggunakan bahan yang merusak pakaian dan warna. Ia menggunakan detergen, pelembut, dan pewangi yang ternama. Sehingga tidak heran jika para pelanggan jarang mengkompalin hasil akhir dari proses ini.
Untuk mempromosikan usahanya tersebut, beliau membuka plank di depan rumah lengkap dengan alamat dan no telepon. Selain itu beliau membuat leaflet untuk disebarkan. Usaha laundrynya memberikan pelayanan spesial bagi pelanggan yang telah mengguankan jasanya lebih dari 10x, beliau memberikan diskon harga 50%. Jika hasil akhir yang didapatkan rusak beliau tidak akan menarik biaya dan akan menggantinya.
Tidak banyak pekerja yang perkerjakan, hanya tiga orang yang bertugas menyuci, menggosok, dan mengepak. Sedangkan bagian penerima pelanggan dan kasir dipegang sendiri oleh ibu wuri. Usaha yang berdiri sejak tahun 1997 ini telah menghasilkan omzet yang sangat besar. Setiap bualn beliau dapat mengantongi kentungan Rp.3 jt.
Asumsi pendapatan “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
No
Perincian
Jumlah awal
Jumlah akhir
1.
Modal awal
Rp. 30.000.000
Rp. 30.000.000
2.
Biaya Operasional
Bahan baku
Tenaga kerja
Lemari      
Hanger
Listrik

Rp.   7.000.000
Rp.      500.000/orang
Rp.      450.000/biji
Rp.        12.000/lusin
Rp.        70.000/bulan

Rp.   7.000.000
Rp.   1.500.000
Rp.      900.000
Rp.      600.000
Rp.        70.000
3.
Omzet
Rp.   15.000.000
Rp. 15.000.000
4.
Keuntungan bersih

Rp.    3.000.000/bulan
B.     Latar Belakang Pemilihan Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
1.      Memanfaatkan gaya hidup malas mencuci.
2.      Perubahan gaya hidup  dan tuntutan kesibukan, banyak mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga, yang tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka, dan menyerahkannya pada usaha laundry kiloan.
3.      Kondisi cuaca saat ini yang mengakibatkan pakaian sering lebih mudah menjadi kotor, bahkan dimusim penghujan, dengan mencuci manual pasti akan sulit menjadi kering, oleh karenanya banyak yang menyerahkan pakaian kotor mereka ke laundry-laundry.
4.      Trend mencuci di laundry sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
C.    Kunci Sukses Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
1.      Tempat yang nyaman.
2.      Pelayanan yang cepat, cermat, dan memuaskan (mengutamakan kualitas).
3.      Pemilik pakaian biasanya menginginkan pakaiannya bersih, rapi, dan harum.
4.      Harga dapat dijangkau pelanggan.
5.      Menggunakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan kerusakan warna atau bahan pakaian.
6.      Tersedia area basah dan area kering, sehingga tidak mengganggu proses pencucian, proses pengeringan, dan proses setrika.
7.      Tersedia setrika uap yang dapat digunakan untuk menyetrika pakaian dari bahan khusus.
D.    Layanan Tambahan Yang Disediakan Dalam Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
1.      Layanan antar jemput bagi pelanggan yang meninginkan pesan antar jemput.
2.      Fasilitas kupon  diskon untuk konsumen yang sering menggunakan layanan.
E.     Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
Yang menjadikan laundry  ini special ialah harga jual jasa yang terjangkau, kualitas baik, proses pencucian dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur), layanan antar jemput, konsumen dapat memilih pewangi yang digunakan sesuai selera, lokasi usaha yang mudah dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda, memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen, serta memberikan layanan one day service (satu hari selesai).
Peralatan-peralatan standar  usaha laundry kiloan yang disediakan adalah sebagai berikut:
1.      Mesin Cuci
2.      Mesin pengering
3.      Setrika
4.      Media promosi (leaflet)
F.     Letak Lokasi
Berada didekat tempat pemukiman penduduk, yaitu didepan komplek perumahan, didaerah asrama atau kost mahasiswa, dan berada dipinggir jalan utama. Yaitu di Jl.A.H.Nasution. no.112. kota Metro.
Luas ruang minimum : (lebar) 4 m x (panjang) 5 m
Ruangan:
1.      Ruang penerimaan pelanggan sekaligus ruang tunggu
2.      Ruang pencucian
3.      Ruang pengeringan
4.      Ruang setrika atau pengemasan
5.      Ruang administrasi
G.    Prosedur Penanganan Pelayanan
1.      Tahap I
Penerimaan Pelanggan
Dilakukan oleh bagian penerimaan pelanggan merangkap administrasi / kasir
a.       Cucian kotor diterima oleh bagian penerima pelanggan.
b.      Penerima pelanggan wajib menanyakan mengenai pakaian yang akan dicuci, apakah ada yang mudah luntur warnanya, atau ada yang harus dicuci khusus untuk menghindari kesalahan pencucian.
c.       Sambil menunggu cucian kotor ditimbang dan pembuatan nota, konsumen diminta menunggu ditempat yang telah disediakan.
d.      Cucian tersebut kemudian ditimbang dan dihitung jumlah unit pakaian.
e.       Setelah ditimbang, penerima pelanggan kemudian membuatkan nota pembayaran, nota tersebut berisi nama dan alamat pelanggan, berapa jumlah kilogram dan berapa jumlah unit pakaian yang akan di-laundry, dan berapa total pembayarannya, serta keterangan lain (jika diperlukan)
f.       Jika terdapat layanan pemilihan pewangi pakaian, pelanggan dipersilakan untuk memilih pewangi sesuai yang diinginkan pelanggan. Dan ditulis dalam nota pembayaran tersebut.
g.      Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada konsumen.
h.      Jika konsumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap “LUNAS” oleh bagian penerimaan pelanggan.
i.        Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan pada saat pengambilan cucian.
2.      Tahap II
Pencucian
Dilakukan oleh bagian pencucian
a.       Cucian ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama konsumen
b.      Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi nomor urut. Dan nomor urut tersebut ditulis pada nota rangkap ke-2.
c.       Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri.
d.      Proses cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang tersedia dengan standar penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan kerusakan pada pakaian maupun warna pakaian.
e.       Pengeringan cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
f.       Jika proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian bersih kemudian diambil dari mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama konsumen untuk selanjutnya disetrika.
3.      Tahap III
Setrika Cucian Bersih
Dilakukan oleh bagian setrika
a.       Box berisi cucian bersih tersebut kemudian dimasukkan ke ruang setrika untuk disetrika.
b.      Penyetrika harus menyetrika satu box sampai selesai sebelum beralih kepada box lainnya untuk menghindari tertukarnya pakaian antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain.
c.       Cara menyetrika yang baik adalah dengan memperhatikan bahan kain yang akan disetrika, misalnya untuk bahan kain yang tipis atau sutra, cara menyetrika tidak boleh terlalu panas. Sedang untuk pakaian berbahan jins, setrika dengan panas secukupnya. Oleh karenanya pengetahuan tentang berbagai jenis pakaian atau kain mutlak untuk dimiliki.
4.      Tahap IV
Bagian setrika merangkap bagian pengemasan
a.       Cucian yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan menggunakan plastic kemasan tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapi dan wangi sampai dengan diambil oleh konsumen.
b.      Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian yang dikemas telah sesuai baik dari segi nomor urut maupun jumlah pakaian, dicocokkan dengan nota rangkap ke-2.
c.       Pengemasan tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan harus memperhatikan kerapihan pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan tidak cukup, gunakan dua kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja dikemas tersendiri, celana jins juga dikemas tersendiri.
d.      Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.
e.       Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas plastic berlogo khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap ke-2.
f.       Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut kemudian ditempatkan pada ruang penyimpanan untuk memudahkan pengambilan.
5.      Tahap V
Serah Terima dan Pembayaran
Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir
a.       Konsumen yang akan mengambil cucian, diminta menunjukkan nota rangkap ke-1
b.      Setelah itu petugas mengambil cucian pada tempat penyimpanan sesuai dengan nota yang ditunjukkan konsumen.
c.       Jika konsumen belum membayar (nota belum di cao lunas), maka petugas wajib mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
d.      Setelah pembayaran selesai, nota tersebut di cap “LUNAS”
e.       Kemudian cucian yang sudah selesai diproses tersebut kemudian diserahterimakan kepada konsumen.
f.       Konsumen dipersilakan untuk mengecek pakaiannya, apakah telah sesuai.
g.      Jika telah selesai, nota rangkap ke-1 (yang telah dicap “TELAH DIAMBIL” diserahkan kepada konsumen, sedangkan nota rangkap ke-2 diarsipkan sebagai bukti transaksi.
H.    Prosedur Komplain Pelanggan
Komplain diterima oleh administrasi / kasir / supervisor (jika ada)
Ditanggungjawabi oleh semua bagian yang terkait
1.      Komplain kurang bersih langsung direspon dan dikerjakan pada bagian yang dikomplain dengan sungguh-sungguh, tanpa alasan apapun dan langsung dikerjakan.
2.      Komplain pakaian yang dicuci rusak atau luntur, dipastikan hal tersebut akibat proses pencucian atau akibat pengerjaan. Jika benar, harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa.
3.      Komplain pakaian hilang, dipastikan bahwa kehilangan tersebut akibat proses pengerjaan yang tertukar dengan konsumen lain. Jika benar, harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa disertai permintaan maaf bahwa hal tersebut bukan disengaja, dan memungkinkan untuk diberi voucer gratis untuk pencucian slanjutnya. Untuk meminimalisir komplain pakaian hilang, pada waktu serah terima pakaian yang telah bersih kepada konsumen, bagian kasir meminta konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu sebelum meninggalkan tempat.
I.       Prosedur Bahan Baku
Penetapan & Penghitungan
1.      Bahan baku harus dihitung untuk perbiji cucian agar dapat ditentuakan penggunaan bahan baku dan perkiraan biayanya.
2.      Bahan baku yang dibeli harus dikemas perplastik takaran untuk per biji cucian, sehingga memudahkan ukuran bahan baku dalam melakukan proses pengerjaan pencucian.
3.      Harga beli bahan baku dibagi jumlah plastic takaran yang dihasilkan untuk mendapatkan biaya bahan baku per biji cucian.
4.      Bahan baku hilang atau berkurang tanpa sebab yang jelas menjadi tanggungan para karyawan.
Pembelanjaan Bahan Baku
1.      Stok bahan baku dicatat dalam kartu stok agar pengeluaran bahan baku terkontrol.
2.      Melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku jika stok  bahan baku sudah pada kondisi sisa maksimum 30%, minimum 20%.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Peluang usaha Rizka Laundry sangat menjanjikan. Usaha ini memiliki perencanaan yang matang. Usaha ini mencakup segala aspek pemasaran dalam usaha bisnis seperti analisa pasar, bauran pemasaran, promosi, dan orang. Memiliki strategi yang dapat menarik pelanggan sehingga tujuan dapat tercapai.
B.     Saran
1.      Diharapkan mahasiswi dapat mengambil inspirasi dari usaha ini.
2.      Diharapkan masyarakat dapat membuka usaha yang memiliki keuntungan yanag menjanjikan.
3.      Diharapkan peluang usaha dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

promosi kesehatan PUS dan WUS


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu memecahkan dan meningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas mengenai masalah dan kebutuhan yang diperlukan WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Yang merupakan masalah dari WUS yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk itu diberikan promosi kesehatan mengenai alat kelamin dan penyakit yang sering mengganggu akibat infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberi penyuluhan mengenai penyakit menular seksual (PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atau perbuatan berganti-ganti pasangan dalam usianya yang subur.
PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan dalam kehidupannya. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga Berencana) bagi pasangan ini. Tujuannya untuk membatasi kelahiran anak karena mereka subur, tidak memiliki kelainan sehingga mudah memperoleh anak/keturunan. Disini akan dibahas mengenai alat kontrasepsi, tapi salah satunya vasektomi dan tubektomi. Memang banyak alat kontrasepsi lainnya, namun vasektomi dan tubektomi merupakan kontap (kontrasepsi mantap) jika sudah matang dalam memilih pilihannya. Dengan penyuluhan KB diharapkan angka kelahiran dan di Indonesia menurun dan tingkat kesejahteraan hidup meningkat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana promosi kesehatan pada Pasangan Usia Subur (PUS)?
2.      Bagaimana promosi kesehatan pada Wanita Usia Subur (WUS)?



C.    Tujuan Masalah
1.      Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan dengan pokok bahasan lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya yitu Pasangan Usia Subur (PUS)/ Wanita Usia Subur (WUS).
2.      Tujuan Khusus
1.      Agar mahasiswi mengetahui dan memahami lingkup promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada Pasangan Usia Subur (PUS).
2.      Agar mahasiswi mengetahui dan memahami lingkup promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada Wanita Usia Subur (WUS).














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Promosi Kesehatan Pasangan Usia Subur (PUS)
1.      Pengertian
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.

2.      Masalah dan Kebutuhan yang dialami Pasangan Usia Subur (PUS)
Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar dan dimengerti masyarakat luas.

3.      Promosi Kesehatan yang diberikan pada PUS
Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil, keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif.
a.       Kontrasepsi
Dewasa ini, pemerintah melakukan suatu program dalam penekanan angka kelahiran karena kebanyakan penduduk Indonesia melakukan pernikahan dalam usia dini dimana masih banyak kesempatan/masa dimana keduanya memiliki keturunan yang banyak.
Untuk itu, perlunya penyuluhan dalam mengatasi masalah tersebut dengan memperkenalkan alat kontrasepsi pada pasangan tersebut.
Para petugas kesehatan harus memberi penyuluhan KB dan alat kontrasepsi, dan harus menyerahkan pilihan pada kedua pasangan tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu alat kontrasepsi baik untuk pria dan wanita yaitu tubektomi untuk wanita dan vasektomi untuk pria.
1)      Vasektomi
Merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP) dengan jalan memotong vas deferen sehingga saat ejakulasi tidak terdapat spermatozoa dalam cairan sperma. Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar 12 kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dri spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas untuk melakukan hubungan seks.

2)      Tubektomi
Ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita.
Keuntungan tubektomi adalah :
a)      Motivasi hanya dilakukan satu kali saja
b)      Efektivitas hampir 100%
c)      Tidak mempengaruhi libido seksualis
d)     Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit dengan edema tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum menciut.
Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak menginginkan anak lagi yang sering disebut kontap (kontrasepsi mantap). Dalam pemilihan kontrasepsi ini, diperlukan pemikiran yang matang.
b.      Persiapan Hamil
Mempersiapkan tubuh yang sehat saat merencanakan kehamilan. Jalankan pola hidup sehat dengan rileks dan siapkan mental menuju kehidupan baru sebagai ibu.  Bagi suami, pola hidup sehat akan meningkatkan kualitas sperma sebagai modal konsepsi.
Bila Ibu dan suami Ibu sudah menerapkannya, kehamilan yang diharapkan akan lebih mudah terjadi.
1)      Ubah gaya hidup
Sebelum Ibu merencanakan kehamilan, buat ‘check list’ mengenai hal-hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan tubuh yang sehat.
Pantau Berat Badan. Berat tubuh berlebih atau kurang dapat mempengaruhi kesuburan Ibu. Lakukan olah raga teratur dan makan makanan bergizi seimbang untuk menjaga berat badan (kurangi makanan olahan dan makanan tinggi lemak dan gula).
Bila selama ini Ibu kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung Asam folat, mulai sekarang sertakan sereal yang dicampur buah atau sayuran sebagai salah satu menu sarapan pagi. Asam folat penting untuk mencegah bayi lahir dengan cacat seperti, keretakan pada tulang belakang. Bila sulit memenuhi kebutuhan 400 mikrogram asam folat setiap hari, maka Ibu disarankan mengkonsumsi suplemen asam folat sedikitnya sampai minggu ke 12 kehamilan.
Konsultasikan penggunaan obat bila Ibu sedang merencanakan kehamilan. Karena beberapa obat dapat menurunkan tingkat kesuburan Ibu. Begitu juga bila Ibu baru-baru ini menggunakan alat kontrasepsi seperti IUD, Depro-Provera atau Norplant, atau telah disterilisasi. Jika baru-baru ini Ibu mengkonsumsi pil, biarkan tubuh menyesuaikan diri dulu selama beberapa bulan sebelum Ibu merencanakan kehamilan.
Gaya hidup modern seringkali membuat stress. Tubuh dan pikiran yang rileks akan memperbesar kesempatan terjadinya konsepsi.
Selain Ibu, pola hidup sehat juga ‘wajib’ dilakukan oleh suami Ibu. Jadi, libatkan suami agar kehamilan sehat yang diharapkan lebih mudah terwujud.
a)       Kurangi minuman berkafein.
b)       Hindari Stress.
c)       Jauhi lingkungan kerja yang berbahaya. Beberapa bahan kimia dapat mempengaruhi kualitas sperma.
d)       Gunakan celana dalam yang longgar, berbahan katun, dan tidak terlalu ketat agar testis tidak terganggu.
e)       Makanan dan minuman sehat yang mengandung vitamin dan mineral, termasuk Vitamin C – ini penting untuk menghasilkan sperma yang sehat. Dorong suami untuk makan makanan dengan kandungan Zinc tinggi seperti makanan laut, daging, telur, dan roti gandum, yang baik untuk kesuburan.
Tubuh yang rileks dan pikiran yang tenang penting bagi Ibu yang merencanakan kehamilan. Jangan selalu mengasosiasikan seks sebagai usaha untuk mendapatkan bayi. Hal itu akan menumpuk tekanan bagi Ibu dan suami.
Lakukan dan nikmati semuanya tanpa tekanan. Hubungan seksual yang dilakukan dengan rileks tentu akan lebih nyaman.

B.     Promosi Kesehatan pada Wanita Usia Subur (WUS)
Secara manual yang dimaksud wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Dimana dalam masa ini petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan pada WUS yang memiliki masalah mengenai organ reproduksinya. Petugas kesehatan harus menjelaskan mengenai personal hyegiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin membersihkan dan penyakit yang dapat diakibatkan dari hal tersebut. WUS dianjurkan untuk menjaga diri agar tidak terikut menjadi WTS (Wanita Tunasusila). Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin membersihkannya.oleh karena itu WUS dianjurkan untuk merawat diri.
1.      Siklus Haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28-30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
2.      Alat pencatat kesuburan
Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak 0,2 derajat celsius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur.
3.      Tes Darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang berperan pada kesuburan seorang wanita.
4.      Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan buah dada ditujukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak.
5.      Track record
Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan penyumbatan saluran reproduksi. Oleh karena itu, track record wanita yang pernah mengalami keguguran juga harus diperhatikan.
Fakta membuktikan bahwa wanita yang sedang dalam masa subur biasanya bersikap lebih tajam terhadap wanita lain. Pada saat ovulasi (sekitar hari ke-12 sampai 21 siklus menstruasi) perasaan ingin bersaing dengan wanita lain semakin tinggi. Pada masa ovulasi, wanita sering memberikan komentar yang buruk ketika dimintai pendapat tentang wanita lain.
Pemilihan kontrasepsi alat suntik dan pil sangat mempengaruhi kesuburan wanita. Jika ingin membuat jeda waktu untuk terjadinya suatu kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, sebaiknya konsultasikan dulu berbagai efek pemakaian dan pasca pemakaian dari masing-masing jenis alat.
Berat badan juga mempengaruhi kesuburan. Sebuah penelitian mengatakan 12% masalah ketidaksuburan disebabkan oleh masalah berat badan. Terlalu kurus bisa membuat siklus haid wanita tidak teratur dan bisa melahirkan bayi yang juga memiliki berat badan rendah. Sebaliknya terlalu gemuk juga tidak berakibat baik untuk kesuburan karena keseimbangan hormon terganggu dan berisiko mengalami tekanan darah tinggi dan diabetes semasa hamil.
Wanita yang minum empat gelas kopi per hari memiliki risiko tidak subur lebih besar. Sebabnya, kafein mengurangi kandungan darah dalam hormon prolactin. Rendahnya hormon prolactin berhubungan dengan semakin rendahnya tingkat kesuburan. Jadi pilihan makanan juga turut mempengaruhi kesuburan.
6.      Perhitungan Masa Subur
Ada beberapa metode yang digunakan untuk dapat menghitung masa subur seorang wanita. Metode yang paling efektif adalah dengan menggunakan pendekatan berbagai indikator biasanya perubahan suhu yang dikombinasikan dengan perubahan lendir serviks. Indikator-indikator ini secara ilmiah telah terbukti merefleksikan perubahan hormonal dan status kesuburan secara akurat.
Perhitungan masa subur dengan menggunakan sistem kalender adalah cara natural atau alamiah yang digunakan hanya bila seorang wanita mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Perhitungan masa subur ini didasarkan saat ovulasi terjadi pada hari ke 14 dari menstruasi yang akan datang dan dikurangi 2 hari karena sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi serta ditambahkan 2 hari karena sel telur dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara:
a.       Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi
b.      Memprediksikan hari-hari subur yang maksimum.
c.       Mengoptimalkan waktu untuk melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan kehamilan.
d.      Membantu mengindentifikasi sebagian masalah infertilitas.
Kurangnya pengetahuan tentang kesuburan alat reproduksi khususnya pada wanita, sering kali di kaitkan dengan berbagai macam penyakit,padahal tingkat masa kesuburan setiap orang berbeda – beda tergantung kondisi fisik, mental dan kebersihnnya. Ketidaksuburan alat repproduksi sering kali juga dikaitkan dengan berbagai penyakit yang diderita oleh salah satu pasangan yang mengidapnya, diantaranya 40% faktor ketidaksuburan disebabkan oleh wanita sedangkan 40% lain oleh sebab pria, dan sisa 20% karena keduanya.Namun pada dasarnya ketidaksuburan alat reproduksi pada wanita disebabkan oleh :
a.       Disfungsi hormon
b.      Tersumbatnya saluran telur
c.       Endometriosis.
d.      Kista atau kualitas.
e.       Pergerakan sperma yang kurang baik.
7.      Penyakit Menular Seksual
a.      Penyakit Gonore
Penyakit ini paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit hubungan seksual. Penyebabnya Neisseria gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk buah kopi. Gejala umumnya adalah rasa gatal dan patas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat bercampur darah. Upaya preventif agar tidak terinfeksi gonore pada mata dilakukan pemberian tetes mata nitras argentil 1% secara crede dan tetes mata dengan antibiotika langsung pada BBL.

b.      Penyakit Sifilis
Penyebab : Treponema pallidum, ordo spirochaetaeas, yang diserang adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum. Masa inkubasinya sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infiltrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah dan kulit terdapat tanda radang membengkak dan nyeri. Upaya preventif yaitu melakukan pemeriksaan sebelum pernikahan.

c.       Trikomoniasis
Adalah infeksi genitalia yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis. Trikomoniasis pada wanita pada keadaan akut terdapat gejala lendir vagina banyak dan berbusa, bentuk putih bercampur nanah terdapat perubahan warna (kekuningan, kuning-hijau), bebau khas. Adanya iritasi pada lipatan paha dan kulit sekitar kemaluan sampai liang dubur. Dengan penyampaian penyakit pada alat kelamin maka WUS akan menjaga kebersihan kelaminnya dan tidak melakukan hubungan seks bebas.

Pemeriksaan Alat Kelamin
Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan kesehatan walaupun ia memiliki siklus haid/menstruasi yang teratur. Hal ini bukan tanda bahwa wanita itu subur. Artinya WUS harus sehat bebas dari penyakit kelamin. Sebelum menikah WUS sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan agar mengetahui kondisi organ reproduksinya apakah berfungsi dengan baik.
Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin.
Alat kelamin wanita sangat berhubungan dengan dunia luar yang melalui liang senggama, saluran mulut rahim, rongga/ruang rahim. Saluran telur (tuba falopi) yang bermuara dalam ruang perut. Karena adanya hubungan yang langsung ini infeksi alat kelamin wanita disebabkan oleh hubungan seks yang tidak sehat, sehingga infeksi bagian luarnya berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput dinding perut atau disebut juga peritonitis.
Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup baik yaitu : dari sistem asam, biasanya sistem pertahanan yang lainnya dengan cara pengeluaran lendir yang selalu mengalir ke luar yang menyebabkan bakteri yang dibuang dalam bentuk menstruasi, sistem pertahanan ini sangat lemah, sehingga infeksinya sering dibendung dan pasti menjalar ke segala arah yang menimbulkan infeksi mendadak dan menahun. Contoh : Penyakit alat kelamin pada wanita adalah : “LEUKOREA”. Leukorea adalah keputihan, yaitu : cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan.
Leukorea dibedakan atas 2 bagian yaitu :
a.       Leukorea Normal (Fisiologis)
Terjadi pada fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi melalui rangsangan seksual.
b.      Leukorea abnormal
Terjadi pada semua infeksi alat kelamin yaitu : infeksi bibit kemaluan, liang senggama, mulut rahim dan jaringan penyangganya, dan infeksi penyakit hubungan kelamin.
Leukorea bukanlah penyakit, tetapi gejala penyakit yang dapat ditentukan dengan pertanyaan, yaitu :
1)      Kapan mulainya?
2)      Berapa jumlahnya?
3)      Serta gejala penertanya?
Penanganannya perlu dilakukan pemeriksaan, seperti : pemeriksaan fisik umum dan khusus, pemeriksaan laboratorium/rutin.
Pemeriksaan mencakup : Pewarnaan gram, preparat basah, preparat KOH, kultur/pembiakan, dan Pap Smear.
8.      Penyakit Infeksi Wanita
Dibawah ini beberapa penyakit infeksi kelamin wanita yang umum terjadi dijelaskan dibawah ini yaitu :
a.      Infeksi Kelenjar Bartholini
            Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus. Pada pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah, nyeri, dan panas.
Pengobatan : dengan insisi รจ yang mengurangi pembengkakan mengeluarkan isinya.
Therapy : antibiotik dosis tepat
Yang menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan tindakan marsupialisasi, yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka, mengeluarkan isi dan menjahit tepi kista di irisan kulit.

b.      Kondiloma Akuminata
Berbentuk seperti bunga kol dengan jaringan ikat dan tertutup oleh epitel hiperkeratasis (Penebalan lapisan tanduk). Penyebabnya semacam virus sejenis virus veruka. Pengobatan pada infeksi ini dengan tungtura podofilin 10%.

c.       Infeksi Vagina (Vulvitis) Diabetika
Terdapat pembengkakan vagina, merah dan terutama ada rasa gatal yang hebat, dapat disertai dengan rasa nyeri. Ini terjadi pada mereka yang berbadan relatif gemuk. Pada pemerikaan laboratorium dijumpai penyakit kencing manis.

d.      Infeksi Liang Senggama (Vaginitis)
Di dalam liang senggama hidup bersama saling menguntungkan beberapa bakteri yaitu hasil doderlain, stafilokokus dan streptokokus, serta hasil difteroid. Secara umum gejala infeksi liang senggama (vaginitis) disertai infeksi bagian luar (bibir), pengeluaran cairan (bernanah), terasa gatal dan terbakar. Pada permukaan kemaluan luar tampak merah membengkak dan terdapat bintik-bintik merah.

e.       Infeksi Spesifik Vagina
Beberapa infeksi khusus pada vagina meliputi trikomonas vaginalis, dengan gejala leukorea encer sampai kental, berbau khas, gatal dan rasa terbakar. Disebabkan oleh bakteri trikomonas vaginalis. Cara utama penularannya adalah dengan hubungan seksual. Infeksi vagina lain adalah kandidiasis vaginitis, yang disebabkan oleh jamur candida albican. Leukorea berwarna putih, bergumpal dan sangat gatal, dan pengobatan dengan mycostatin sebagai obat minum atau dimasukkan kedalam liang senggama.

f.       Servisitis Akuta
Infeksi ini dapat disebabkan oleh gonokokus (gonorea) sebagai salah satu infeksi hubungan seksual. Gejalanya pembengkakan mulut rahim, pengeluaran cairan bernanah, adanya rasa nyeri yang dapat menjalar kesekitarnya.

g.      Servisitis Menahun (Kronis)
Infeksi ini terjadi pada sebagian besar wanita yang telah melahirkan. Terdapatnya perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejalanya leokorea yang kadang sedikit atau banyak dan dapat terjadi perdarahan (saat berhubungan seks).

h.      Penyakit Radang Panggul
Infeksi ini sebagian berkaitan dengan infeksi alat kelamin bagian atas. Bentuk infeksi ini dapat mendadak (akut) dengan gejala nyeri dibagian perut bawah.
9.      Pembekalan pengetahuan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita
e.       Personal Hygiene, misalnya :
1)      Mandi 2x sehari
2)      Ganti pakaian dalam setiap hari
3)      Hindari keadaan lembab di vagina
4)      Mamakai pembalut yang tidak mengandung zat berbahaya (berbahaya ditandai dengan mudah rusaknya pembalut jika terkena air)
5)      Ganti pembalut maksimal tiap 6 jam atau bila sudah penuh oleh darah haid
6)      Cebok dari arah depan ke belakang
7)      Hindari penggunaan sabun/cairan pembersih vagina.
f.       Gizi
1)      Hindari 5 P (pemanis,pengawet,penyedap,pewarn, dan perasa)
2)      Konsumsi buah dan sayuran.
g.      Perilaku seks 
Hindari perilaku seks bebas diluar nikah.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bawah :
1.      Promosi kesehatan yang sangat penting bagi PUS adalah program KB untuk menekan angka kelahiran.
2.      Penyakit menular seksual banyak dialami oleh wanita usia subur yang melakukan hubungan seks bebas, maka perlu penyuluhan dalam menjaga keadaan diri.
3.      WUS yang tidak memeriksakan keadaan dirinya akan sering terserang penyakit kelamin misalnya : Leukorea (Keputihan yang Abnormal).

B.     Saran
1.      Diharapkan dengan program KB yang telah dipromosikan dapat menekan angka kelahiran dan meningkatkan kesejahteraan orang.
2.      WUS harus rajin memeriksakan kesehatan dan menjaga kebersihan diri mencegah penyakit alat kelamin.
3.      WUS harus menjaga diri untuk tidak berganti pasangan mencegah penyakit menular seksual.