BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perubahan gaya hidup
dan tuntutan ekonomi pada zaman
modern seperti sekarang ini, menuntut
agar seseorang dapat mengatur waktunya se-efisien mungkin, baik dalam urusan pribadi maupun
pekerjaan mereka. Dengan semakin banyaknya kegiatan, maka
beberapa urusan di dalam rumah kurang menjadi perhatian karena lelah setelah seharian
beraktifitas. Kemajuan teknologi juga
memberikan pengaruh terhadap gaya hidup masyarakat sekarang terutama di kota
besar yang mana masyarakat menginginkan agar semua hal yang dilakukan serba
praktis dan cepat. Perubahan gaya hidup yang demikian menyebabkan adanya
tuntutan kepraktisan dalam menjawab kebutuhan pribadi mereka, misalnya dalam
hal mencuci pakaian dan menyetrika.
Dengan adanya hal ini, maka perlahan-lahan mulai
berkembanglah suatu pelayanan jasa yang memberikan kemudahan dalam hal
pencucian pakaian, yang disebut dengan Jasa Laundry. Bisnis ini biasanya
menjamur di daerah yang banyak terdapat kos-kosan atau rumah kontrakan, dimana penyewa kos atau kontrakan tak sempat
atau tak bisa melakukan cuci dan setrika baju sendiri, Keberadaan jasa laundry
bagi masyarakat dinamis di perkotaan terutama di daerah kontrakan atau
kos-kosan sudah merupakan gaya hidup
tersendiri, bukan karena malas tetapi mereka memprioritaskan mana yang bisa
didelegasikan dan mana yang bisa mereka lakukan sendiri karena faktor tenaga, waktu
dan tuntutan hidup. Kota Metro khususnya daerah kelurahan Yosodadi banyak
sekali dihuni oleh mahasiswa dan karyawan kantor yang tentunya sibuk dengan aktifitas masing-masing sehingga
tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencuci pakaian mereka, ditambah lagi
dengan kondisi cuaca saat ini yang sering hujan, mengakibatkan pakaian lebih
mudah menjadi kotor sehingga mencuci pakaiansecara manual
akan sulit menjadi kering karena tidak adanya sinar matahari.
Peluang usaha laundry di daerah Yosodadi-Metro Timur sangat menjanjikan, namun untuk mendirikan
usaha ini diperlukan suatu perencanaan yang matang agar usaha laundry dapat
bertahan lama dan tidak terjadi
kerugian. Oleh karena itu penulis ingin melakukan riset langsung di lapangan
yaitu “Rizka Laundry & Drycleaning Service”.
B.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Mengetahui bagaimana
rencana pemasaran yang dilakukan “Rizka Laundry” dalam menjalankan usahanya.
2. Tujuan
Khusus
a. Mengetahui
bagaimana usaha “Rizka Laundry”
b. Mengetahui
latar belakang pemilihan usaha “Rizka Laundry”
c. Mengetahui
kunci sukses usaha tersebut
d. Mengetahui
layanan tambahan yang di berikan usaha tersebut.
e. Mengetahui
prosedur penanagan usaha tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Cerita
Usaha “Rizka laundry”
Tidak puas bekerja sebagai seorang kontraktor, orang
yang akrab dipanggil hasan ini mencari usaha sampingan untuk menambah
pendapatan keluarga. “laundry merupakan pilihan yang dijadikan sebagai usaha
sampingan beliau, beliau terinspirasi dari seorang temannya yang saat itu
mengeluh bahwa istrinya yang bekerja sebagai seorang tenaga kesehatan tidak
memiliki waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah” jelas netti salah satu
pekerja yang menetap sudah 15 tahun. Usaha ini dikepalai oleh istrinya sendiri
yang bernama wuri andayani, wuri sendiri merupakan ibu rumah tangga yang ingin
memiliki pekerjaan selain hanya diam dirumah. Sampai sat ini usaha ini masih
dipegang oleh ibu beranak 3 ini.
Usaha laundry di metro ini merupakan cabang dari
usaha di yang ada di Jakarta. Saat beliau pindah ke Lampung beliau meneruskan
usaha laundry tersebut sampai sekarang. Usaha yang berdiri sejak 15 tahun yang
lalu ini telah memberikan keuntungan yang lumayan besar bagi keluarganya.
Bermodalkan awal Rp.30 juta ia telah mampu membuka
sebuah laundry yang berlanggankan 25-30 pelanggan perhari. Nama Rizka diambil
dari nama anak pertamanya, baginya Rizka adalah inspirasi hidupnya, ia jadikan
anak sebagai alasan utama mendirikan usahanya.
Usaha ini tidak menyediakan jasa laundry kiloan, melainkan
dihitung perbuah. Untuk jenis jas dan jaket ia patok Rp. 15.000 per buah. Untuk
jenis kaos Rp. 8000/biji, selain itu jenis boneka tergantung ukuran. Ukuran
kecil Rp. 6000/buah, sedang Rp.10.000/buah, dan besar 15.000-20.000/buah.
Selain bahan tersebut untuk jenis bad cover di patok harga Rp.35.000/buah.
Pakaian yang sudah selesai tidak ia lipat melainkan
digantung kemudian dilapisi plastik agar tidak kotor terkena debu. Laundry
miliknya tidak menggunakan bahan yang merusak pakaian dan warna. Ia menggunakan
detergen, pelembut, dan pewangi yang ternama. Sehingga tidak heran jika para
pelanggan jarang mengkompalin hasil akhir dari proses ini.
Untuk mempromosikan usahanya tersebut, beliau
membuka plank di depan rumah lengkap dengan alamat dan no telepon. Selain itu
beliau membuat leaflet untuk disebarkan. Usaha laundrynya memberikan pelayanan
spesial bagi pelanggan yang telah mengguankan jasanya lebih dari 10x, beliau
memberikan diskon harga 50%. Jika hasil akhir yang didapatkan rusak beliau
tidak akan menarik biaya dan akan menggantinya.
Tidak
banyak pekerja yang perkerjakan, hanya tiga orang yang bertugas menyuci,
menggosok, dan mengepak. Sedangkan bagian penerima pelanggan dan kasir dipegang
sendiri oleh ibu wuri. Usaha yang berdiri sejak tahun 1997 ini telah
menghasilkan omzet yang sangat besar. Setiap bualn beliau dapat mengantongi
kentungan Rp.3 jt.
Asumsi
pendapatan “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
No
|
Perincian
|
Jumlah
awal
|
Jumlah
akhir
|
1.
|
Modal
awal
|
Rp.
30.000.000
|
Rp.
30.000.000
|
2.
|
Biaya Operasional
Bahan baku
Tenaga kerja
Lemari
Hanger
Listrik
|
Rp. 7.000.000
Rp. 500.000/orang
Rp. 450.000/biji
Rp. 12.000/lusin
Rp. 70.000/bulan
|
Rp. 7.000.000
Rp. 1.500.000
Rp. 900.000
Rp. 600.000
Rp. 70.000
|
3.
|
Omzet
|
Rp. 15.000.000
|
Rp.
15.000.000
|
4.
|
Keuntungan
bersih
|
Rp. 3.000.000/bulan
|
B.
Latar Belakang Pemilihan Usaha “Rizka
Laundry & Drycleaning Service”
1.
Memanfaatkan gaya hidup malas mencuci.
2.
Perubahan gaya hidup dan tuntutan
kesibukan, banyak mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga, yang tidak
memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka, dan menyerahkannya pada usaha
laundry kiloan.
3.
Kondisi cuaca saat ini yang mengakibatkan
pakaian sering lebih mudah menjadi kotor, bahkan dimusim penghujan, dengan
mencuci manual pasti akan sulit menjadi kering, oleh karenanya banyak yang
menyerahkan pakaian kotor mereka ke laundry-laundry.
4.
Trend mencuci di laundry sudah menjadi bagian
dari gaya hidup masyarakat.
C.
Kunci Sukses Usaha “Rizka Laundry &
Drycleaning Service”
1. Tempat
yang nyaman.
2. Pelayanan
yang cepat, cermat, dan memuaskan (mengutamakan kualitas).
3. Pemilik
pakaian biasanya menginginkan pakaiannya bersih, rapi, dan harum.
4. Harga
dapat dijangkau pelanggan.
5. Menggunakan
bahan-bahan yang tidak menimbulkan kerusakan warna atau bahan pakaian.
6. Tersedia
area basah dan area kering, sehingga tidak mengganggu proses pencucian, proses
pengeringan, dan proses setrika.
7. Tersedia
setrika uap yang dapat digunakan untuk menyetrika pakaian dari bahan khusus.
D.
Layanan Tambahan Yang Disediakan Dalam
Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
1. Layanan
antar jemput bagi pelanggan yang meninginkan pesan antar jemput.
2. Fasilitas
kupon diskon untuk konsumen yang sering menggunakan layanan.
E.
Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
Yang menjadikan laundry ini
special ialah harga jual jasa yang terjangkau, kualitas baik, proses pencucian
dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur), layanan antar jemput,
konsumen dapat memilih pewangi yang digunakan sesuai selera, lokasi usaha yang
mudah dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda, memberikan
kemudahan transaksi bagi konsumen, serta memberikan layanan one day service
(satu hari selesai).
Peralatan-peralatan
standar usaha laundry kiloan yang disediakan adalah sebagai berikut:
1. Mesin
Cuci
2. Mesin
pengering
3. Setrika
4. Media
promosi (leaflet)
F.
Letak Lokasi
Berada didekat
tempat pemukiman penduduk, yaitu didepan komplek perumahan, didaerah asrama
atau kost mahasiswa, dan berada dipinggir jalan utama. Yaitu di
Jl.A.H.Nasution. no.112. kota Metro.
Luas ruang
minimum : (lebar) 4 m x (panjang) 5 m
Ruangan:
1. Ruang
penerimaan pelanggan sekaligus ruang tunggu
2. Ruang
pencucian
3. Ruang
pengeringan
4. Ruang
setrika atau pengemasan
5. Ruang
administrasi
G.
Prosedur Penanganan Pelayanan
1. Tahap
I
Penerimaan
Pelanggan
Dilakukan oleh
bagian penerimaan pelanggan merangkap administrasi / kasir
a. Cucian
kotor diterima oleh bagian penerima pelanggan.
b. Penerima
pelanggan wajib menanyakan mengenai pakaian yang akan dicuci, apakah ada yang
mudah luntur warnanya, atau ada yang harus dicuci khusus untuk menghindari
kesalahan pencucian.
c. Sambil
menunggu cucian kotor ditimbang dan pembuatan nota, konsumen diminta menunggu
ditempat yang telah disediakan.
d. Cucian
tersebut kemudian ditimbang dan dihitung jumlah unit pakaian.
e. Setelah
ditimbang, penerima pelanggan kemudian membuatkan nota pembayaran, nota
tersebut berisi nama dan alamat pelanggan, berapa jumlah kilogram dan berapa
jumlah unit pakaian yang akan di-laundry, dan berapa total pembayarannya, serta
keterangan lain (jika diperlukan)
f. Jika
terdapat layanan pemilihan pewangi pakaian, pelanggan dipersilakan untuk
memilih pewangi sesuai yang diinginkan pelanggan. Dan ditulis dalam nota
pembayaran tersebut.
g. Nota
pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada konsumen.
h. Jika
konsumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap “LUNAS” oleh bagian
penerimaan pelanggan.
i.
Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat
dilakukan pada saat pengambilan cucian.
2. Tahap
II
Pencucian
Dilakukan oleh
bagian pencucian
a. Cucian
ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama konsumen
b. Untuk
memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi nomor urut. Dan nomor urut
tersebut ditulis pada nota rangkap ke-2.
c. Cucian
yang mudah luntur dicuci tersendiri.
d. Proses
cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang tersedia dengan standar
penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan kerusakan pada
pakaian maupun warna pakaian.
e. Pengeringan
cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
f. Jika
proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian bersih kemudian diambil dari
mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama konsumen untuk selanjutnya
disetrika.
3. Tahap
III
Setrika
Cucian Bersih
Dilakukan oleh
bagian setrika
a.
Box berisi cucian bersih tersebut kemudian dimasukkan
ke ruang setrika untuk disetrika.
b.
Penyetrika harus menyetrika satu box sampai selesai
sebelum beralih kepada box lainnya untuk menghindari tertukarnya pakaian antara
konsumen yang satu dengan konsumen yang lain.
c.
Cara menyetrika yang baik adalah dengan memperhatikan
bahan kain yang akan disetrika, misalnya untuk bahan kain yang tipis atau
sutra, cara menyetrika tidak boleh terlalu panas. Sedang untuk pakaian berbahan
jins, setrika dengan panas secukupnya. Oleh karenanya pengetahuan tentang
berbagai jenis pakaian atau kain mutlak untuk dimiliki.
4. Tahap
IV
Bagian setrika merangkap
bagian pengemasan
a. Cucian
yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan menggunakan plastic kemasan
tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapi dan wangi sampai dengan
diambil oleh konsumen.
b. Sebelum
dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian yang dikemas telah
sesuai baik dari segi nomor urut maupun jumlah pakaian, dicocokkan dengan nota
rangkap ke-2.
c. Pengemasan
tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan harus memperhatikan kerapihan
pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan tidak cukup, gunakan dua
kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja dikemas tersendiri, celana jins
juga dikemas tersendiri.
d. Kemasan
tersebut diselotip supaya rapi.
e. Setelah
dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas plastic berlogo
khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap ke-2.
f. Setelah
selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut kemudian ditempatkan
pada ruang penyimpanan untuk memudahkan pengambilan.
5. Tahap
V
Serah
Terima dan Pembayaran
Dilakukan oleh
bagian administrasi / kasir
a.
Konsumen yang akan mengambil cucian, diminta
menunjukkan nota rangkap ke-1
b.
Setelah itu petugas mengambil cucian pada tempat
penyimpanan sesuai dengan nota yang ditunjukkan konsumen.
c.
Jika konsumen belum membayar (nota belum di cao lunas),
maka petugas wajib mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
d.
Setelah pembayaran selesai, nota tersebut di cap
“LUNAS”
e.
Kemudian cucian yang sudah selesai diproses tersebut
kemudian diserahterimakan kepada konsumen.
f.
Konsumen dipersilakan untuk mengecek pakaiannya, apakah
telah sesuai.
g.
Jika telah selesai, nota rangkap ke-1 (yang telah dicap
“TELAH DIAMBIL” diserahkan kepada konsumen, sedangkan nota rangkap ke-2
diarsipkan sebagai bukti transaksi.
H.
Prosedur Komplain Pelanggan
Komplain
diterima oleh administrasi / kasir / supervisor (jika ada)
Ditanggungjawabi
oleh semua bagian yang terkait
1.
Komplain kurang bersih langsung direspon dan dikerjakan
pada bagian yang dikomplain dengan sungguh-sungguh, tanpa alasan apapun dan
langsung dikerjakan.
2.
Komplain pakaian yang dicuci rusak atau luntur,
dipastikan hal tersebut akibat proses pencucian atau akibat pengerjaan. Jika
benar, harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa.
3.
Komplain pakaian hilang, dipastikan bahwa kehilangan
tersebut akibat proses pengerjaan yang tertukar dengan konsumen lain. Jika
benar, harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa disertai permintaan
maaf bahwa hal tersebut bukan disengaja, dan memungkinkan untuk diberi voucer
gratis untuk pencucian slanjutnya. Untuk meminimalisir komplain pakaian hilang,
pada waktu serah terima pakaian yang telah bersih kepada konsumen, bagian kasir
meminta konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu sebelum meninggalkan tempat.
I.
Prosedur Bahan Baku
Penetapan
& Penghitungan
1. Bahan
baku harus dihitung untuk perbiji cucian agar dapat ditentuakan penggunaan
bahan baku dan perkiraan biayanya.
2. Bahan
baku yang dibeli harus dikemas perplastik takaran untuk per biji cucian,
sehingga memudahkan ukuran bahan baku dalam melakukan proses pengerjaan
pencucian.
3. Harga
beli bahan baku dibagi jumlah plastic takaran yang dihasilkan untuk mendapatkan
biaya bahan baku per biji cucian.
4. Bahan
baku hilang atau berkurang tanpa sebab yang jelas menjadi tanggungan para
karyawan.
Pembelanjaan
Bahan Baku
1. Stok
bahan baku dicatat dalam kartu stok agar pengeluaran bahan baku terkontrol.
2. Melakukan
pemesanan atau pembelian bahan baku jika stok bahan baku sudah pada
kondisi sisa maksimum 30%, minimum 20%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peluang usaha Rizka Laundry sangat menjanjikan. Usaha ini memiliki
perencanaan yang matang. Usaha ini mencakup segala aspek pemasaran dalam usaha
bisnis seperti analisa pasar, bauran pemasaran, promosi, dan orang. Memiliki
strategi yang dapat menarik pelanggan sehingga tujuan dapat tercapai.
B.
Saran
1. Diharapkan
mahasiswi dapat mengambil inspirasi dari usaha ini.
2. Diharapkan
masyarakat dapat membuka usaha yang memiliki keuntungan yanag menjanjikan.
3. Diharapkan
peluang usaha dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.