Sabtu, 15 Desember 2012

usaha loundry


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perubahan gaya hidup  dan tuntutan ekonomi  pada zaman modern seperti sekarang ini,  menuntut agar seseorang dapat mengatur waktunya se-efisien mungkin,  baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan  mereka.  Dengan semakin banyaknya kegiatan, maka beberapa urusan di dalam rumah kurang menjadi perhatian karena lelah setelah seharian beraktifitas.  Kemajuan teknologi juga memberikan pengaruh terhadap gaya hidup masyarakat sekarang terutama di kota besar yang mana masyarakat menginginkan agar semua hal yang dilakukan serba praktis dan cepat. Perubahan gaya hidup yang demikian menyebabkan adanya tuntutan kepraktisan dalam menjawab kebutuhan pribadi mereka, misalnya dalam hal mencuci pakaian dan menyetrika.  
Dengan adanya hal ini, maka perlahan-lahan mulai berkembanglah suatu pelayanan jasa yang memberikan kemudahan dalam hal pencucian pakaian, yang disebut dengan Jasa Laundry. Bisnis ini biasanya menjamur di daerah yang banyak terdapat kos-kosan atau rumah kontrakan,  dimana penyewa kos atau kontrakan tak sempat atau tak bisa melakukan cuci dan setrika baju sendiri, Keberadaan jasa laundry bagi masyarakat dinamis di perkotaan terutama di daerah kontrakan atau kos-kosan  sudah merupakan gaya hidup tersendiri, bukan karena malas tetapi mereka memprioritaskan mana yang bisa didelegasikan dan mana yang bisa mereka lakukan sendiri karena faktor tenaga, waktu dan tuntutan hidup. Kota Metro khususnya daerah kelurahan Yosodadi banyak sekali dihuni oleh mahasiswa dan karyawan kantor yang tentunya  sibuk dengan aktifitas masing-masing sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencuci pakaian mereka, ditambah lagi dengan kondisi cuaca saat ini yang sering hujan, mengakibatkan pakaian lebih mudah  menjadi  kotor sehingga mencuci pakaiansecara manual akan sulit menjadi kering karena tidak adanya sinar matahari.
Peluang usaha laundry  di daerah Yosodadi-Metro Timur  sangat menjanjikan, namun untuk mendirikan usaha ini diperlukan suatu perencanaan yang matang agar usaha laundry dapat bertahan lama dan  tidak terjadi kerugian. Oleh karena itu penulis ingin melakukan riset langsung di lapangan yaitu “Rizka Laundry & Drycleaning Service”.
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana rencana pemasaran yang dilakukan “Rizka Laundry” dalam menjalankan usahanya.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui bagaimana usaha “Rizka Laundry”
b.      Mengetahui latar belakang pemilihan usaha “Rizka Laundry”
c.       Mengetahui kunci sukses usaha tersebut
d.      Mengetahui layanan tambahan yang di berikan usaha tersebut.
e.       Mengetahui prosedur penanagan usaha tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Cerita Usaha “Rizka laundry”
Tidak puas bekerja sebagai seorang kontraktor, orang yang akrab dipanggil hasan ini mencari usaha sampingan untuk menambah pendapatan keluarga. “laundry merupakan pilihan yang dijadikan sebagai usaha sampingan beliau, beliau terinspirasi dari seorang temannya yang saat itu mengeluh bahwa istrinya yang bekerja sebagai seorang tenaga kesehatan tidak memiliki waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah” jelas netti salah satu pekerja yang menetap sudah 15 tahun. Usaha ini dikepalai oleh istrinya sendiri yang bernama wuri andayani, wuri sendiri merupakan ibu rumah tangga yang ingin memiliki pekerjaan selain hanya diam dirumah. Sampai sat ini usaha ini masih dipegang oleh ibu beranak 3 ini.
Usaha laundry di metro ini merupakan cabang dari usaha di yang ada di Jakarta. Saat beliau pindah ke Lampung beliau meneruskan usaha laundry tersebut sampai sekarang. Usaha yang berdiri sejak 15 tahun yang lalu ini telah memberikan keuntungan yang lumayan besar bagi keluarganya.
Bermodalkan awal Rp.30 juta ia telah mampu membuka sebuah laundry yang berlanggankan 25-30 pelanggan perhari. Nama Rizka diambil dari nama anak pertamanya, baginya Rizka adalah inspirasi hidupnya, ia jadikan anak sebagai alasan utama mendirikan usahanya.
Usaha ini tidak menyediakan jasa laundry kiloan, melainkan dihitung perbuah. Untuk jenis jas dan jaket ia patok Rp. 15.000 per buah. Untuk jenis kaos Rp. 8000/biji, selain itu jenis boneka tergantung ukuran. Ukuran kecil Rp. 6000/buah, sedang Rp.10.000/buah, dan besar 15.000-20.000/buah. Selain bahan tersebut untuk jenis bad cover di patok harga Rp.35.000/buah.
Pakaian yang sudah selesai tidak ia lipat melainkan digantung kemudian dilapisi plastik agar tidak kotor terkena debu. Laundry miliknya tidak menggunakan bahan yang merusak pakaian dan warna. Ia menggunakan detergen, pelembut, dan pewangi yang ternama. Sehingga tidak heran jika para pelanggan jarang mengkompalin hasil akhir dari proses ini.
Untuk mempromosikan usahanya tersebut, beliau membuka plank di depan rumah lengkap dengan alamat dan no telepon. Selain itu beliau membuat leaflet untuk disebarkan. Usaha laundrynya memberikan pelayanan spesial bagi pelanggan yang telah mengguankan jasanya lebih dari 10x, beliau memberikan diskon harga 50%. Jika hasil akhir yang didapatkan rusak beliau tidak akan menarik biaya dan akan menggantinya.
Tidak banyak pekerja yang perkerjakan, hanya tiga orang yang bertugas menyuci, menggosok, dan mengepak. Sedangkan bagian penerima pelanggan dan kasir dipegang sendiri oleh ibu wuri. Usaha yang berdiri sejak tahun 1997 ini telah menghasilkan omzet yang sangat besar. Setiap bualn beliau dapat mengantongi kentungan Rp.3 jt.
Asumsi pendapatan “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
No
Perincian
Jumlah awal
Jumlah akhir
1.
Modal awal
Rp. 30.000.000
Rp. 30.000.000
2.
Biaya Operasional
Bahan baku
Tenaga kerja
Lemari      
Hanger
Listrik

Rp.   7.000.000
Rp.      500.000/orang
Rp.      450.000/biji
Rp.        12.000/lusin
Rp.        70.000/bulan

Rp.   7.000.000
Rp.   1.500.000
Rp.      900.000
Rp.      600.000
Rp.        70.000
3.
Omzet
Rp.   15.000.000
Rp. 15.000.000
4.
Keuntungan bersih

Rp.    3.000.000/bulan
B.     Latar Belakang Pemilihan Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
1.      Memanfaatkan gaya hidup malas mencuci.
2.      Perubahan gaya hidup  dan tuntutan kesibukan, banyak mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga, yang tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka, dan menyerahkannya pada usaha laundry kiloan.
3.      Kondisi cuaca saat ini yang mengakibatkan pakaian sering lebih mudah menjadi kotor, bahkan dimusim penghujan, dengan mencuci manual pasti akan sulit menjadi kering, oleh karenanya banyak yang menyerahkan pakaian kotor mereka ke laundry-laundry.
4.      Trend mencuci di laundry sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
C.    Kunci Sukses Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
1.      Tempat yang nyaman.
2.      Pelayanan yang cepat, cermat, dan memuaskan (mengutamakan kualitas).
3.      Pemilik pakaian biasanya menginginkan pakaiannya bersih, rapi, dan harum.
4.      Harga dapat dijangkau pelanggan.
5.      Menggunakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan kerusakan warna atau bahan pakaian.
6.      Tersedia area basah dan area kering, sehingga tidak mengganggu proses pencucian, proses pengeringan, dan proses setrika.
7.      Tersedia setrika uap yang dapat digunakan untuk menyetrika pakaian dari bahan khusus.
D.    Layanan Tambahan Yang Disediakan Dalam Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
1.      Layanan antar jemput bagi pelanggan yang meninginkan pesan antar jemput.
2.      Fasilitas kupon  diskon untuk konsumen yang sering menggunakan layanan.
E.     Usaha “Rizka Laundry & Drycleaning Service”
Yang menjadikan laundry  ini special ialah harga jual jasa yang terjangkau, kualitas baik, proses pencucian dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur), layanan antar jemput, konsumen dapat memilih pewangi yang digunakan sesuai selera, lokasi usaha yang mudah dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda, memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen, serta memberikan layanan one day service (satu hari selesai).
Peralatan-peralatan standar  usaha laundry kiloan yang disediakan adalah sebagai berikut:
1.      Mesin Cuci
2.      Mesin pengering
3.      Setrika
4.      Media promosi (leaflet)
F.     Letak Lokasi
Berada didekat tempat pemukiman penduduk, yaitu didepan komplek perumahan, didaerah asrama atau kost mahasiswa, dan berada dipinggir jalan utama. Yaitu di Jl.A.H.Nasution. no.112. kota Metro.
Luas ruang minimum : (lebar) 4 m x (panjang) 5 m
Ruangan:
1.      Ruang penerimaan pelanggan sekaligus ruang tunggu
2.      Ruang pencucian
3.      Ruang pengeringan
4.      Ruang setrika atau pengemasan
5.      Ruang administrasi
G.    Prosedur Penanganan Pelayanan
1.      Tahap I
Penerimaan Pelanggan
Dilakukan oleh bagian penerimaan pelanggan merangkap administrasi / kasir
a.       Cucian kotor diterima oleh bagian penerima pelanggan.
b.      Penerima pelanggan wajib menanyakan mengenai pakaian yang akan dicuci, apakah ada yang mudah luntur warnanya, atau ada yang harus dicuci khusus untuk menghindari kesalahan pencucian.
c.       Sambil menunggu cucian kotor ditimbang dan pembuatan nota, konsumen diminta menunggu ditempat yang telah disediakan.
d.      Cucian tersebut kemudian ditimbang dan dihitung jumlah unit pakaian.
e.       Setelah ditimbang, penerima pelanggan kemudian membuatkan nota pembayaran, nota tersebut berisi nama dan alamat pelanggan, berapa jumlah kilogram dan berapa jumlah unit pakaian yang akan di-laundry, dan berapa total pembayarannya, serta keterangan lain (jika diperlukan)
f.       Jika terdapat layanan pemilihan pewangi pakaian, pelanggan dipersilakan untuk memilih pewangi sesuai yang diinginkan pelanggan. Dan ditulis dalam nota pembayaran tersebut.
g.      Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada konsumen.
h.      Jika konsumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap “LUNAS” oleh bagian penerimaan pelanggan.
i.        Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan pada saat pengambilan cucian.
2.      Tahap II
Pencucian
Dilakukan oleh bagian pencucian
a.       Cucian ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama konsumen
b.      Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi nomor urut. Dan nomor urut tersebut ditulis pada nota rangkap ke-2.
c.       Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri.
d.      Proses cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang tersedia dengan standar penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan kerusakan pada pakaian maupun warna pakaian.
e.       Pengeringan cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
f.       Jika proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian bersih kemudian diambil dari mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama konsumen untuk selanjutnya disetrika.
3.      Tahap III
Setrika Cucian Bersih
Dilakukan oleh bagian setrika
a.       Box berisi cucian bersih tersebut kemudian dimasukkan ke ruang setrika untuk disetrika.
b.      Penyetrika harus menyetrika satu box sampai selesai sebelum beralih kepada box lainnya untuk menghindari tertukarnya pakaian antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain.
c.       Cara menyetrika yang baik adalah dengan memperhatikan bahan kain yang akan disetrika, misalnya untuk bahan kain yang tipis atau sutra, cara menyetrika tidak boleh terlalu panas. Sedang untuk pakaian berbahan jins, setrika dengan panas secukupnya. Oleh karenanya pengetahuan tentang berbagai jenis pakaian atau kain mutlak untuk dimiliki.
4.      Tahap IV
Bagian setrika merangkap bagian pengemasan
a.       Cucian yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan menggunakan plastic kemasan tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapi dan wangi sampai dengan diambil oleh konsumen.
b.      Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian yang dikemas telah sesuai baik dari segi nomor urut maupun jumlah pakaian, dicocokkan dengan nota rangkap ke-2.
c.       Pengemasan tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan harus memperhatikan kerapihan pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan tidak cukup, gunakan dua kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja dikemas tersendiri, celana jins juga dikemas tersendiri.
d.      Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.
e.       Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas plastic berlogo khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap ke-2.
f.       Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut kemudian ditempatkan pada ruang penyimpanan untuk memudahkan pengambilan.
5.      Tahap V
Serah Terima dan Pembayaran
Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir
a.       Konsumen yang akan mengambil cucian, diminta menunjukkan nota rangkap ke-1
b.      Setelah itu petugas mengambil cucian pada tempat penyimpanan sesuai dengan nota yang ditunjukkan konsumen.
c.       Jika konsumen belum membayar (nota belum di cao lunas), maka petugas wajib mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
d.      Setelah pembayaran selesai, nota tersebut di cap “LUNAS”
e.       Kemudian cucian yang sudah selesai diproses tersebut kemudian diserahterimakan kepada konsumen.
f.       Konsumen dipersilakan untuk mengecek pakaiannya, apakah telah sesuai.
g.      Jika telah selesai, nota rangkap ke-1 (yang telah dicap “TELAH DIAMBIL” diserahkan kepada konsumen, sedangkan nota rangkap ke-2 diarsipkan sebagai bukti transaksi.
H.    Prosedur Komplain Pelanggan
Komplain diterima oleh administrasi / kasir / supervisor (jika ada)
Ditanggungjawabi oleh semua bagian yang terkait
1.      Komplain kurang bersih langsung direspon dan dikerjakan pada bagian yang dikomplain dengan sungguh-sungguh, tanpa alasan apapun dan langsung dikerjakan.
2.      Komplain pakaian yang dicuci rusak atau luntur, dipastikan hal tersebut akibat proses pencucian atau akibat pengerjaan. Jika benar, harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa.
3.      Komplain pakaian hilang, dipastikan bahwa kehilangan tersebut akibat proses pengerjaan yang tertukar dengan konsumen lain. Jika benar, harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa disertai permintaan maaf bahwa hal tersebut bukan disengaja, dan memungkinkan untuk diberi voucer gratis untuk pencucian slanjutnya. Untuk meminimalisir komplain pakaian hilang, pada waktu serah terima pakaian yang telah bersih kepada konsumen, bagian kasir meminta konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu sebelum meninggalkan tempat.
I.       Prosedur Bahan Baku
Penetapan & Penghitungan
1.      Bahan baku harus dihitung untuk perbiji cucian agar dapat ditentuakan penggunaan bahan baku dan perkiraan biayanya.
2.      Bahan baku yang dibeli harus dikemas perplastik takaran untuk per biji cucian, sehingga memudahkan ukuran bahan baku dalam melakukan proses pengerjaan pencucian.
3.      Harga beli bahan baku dibagi jumlah plastic takaran yang dihasilkan untuk mendapatkan biaya bahan baku per biji cucian.
4.      Bahan baku hilang atau berkurang tanpa sebab yang jelas menjadi tanggungan para karyawan.
Pembelanjaan Bahan Baku
1.      Stok bahan baku dicatat dalam kartu stok agar pengeluaran bahan baku terkontrol.
2.      Melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku jika stok  bahan baku sudah pada kondisi sisa maksimum 30%, minimum 20%.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Peluang usaha Rizka Laundry sangat menjanjikan. Usaha ini memiliki perencanaan yang matang. Usaha ini mencakup segala aspek pemasaran dalam usaha bisnis seperti analisa pasar, bauran pemasaran, promosi, dan orang. Memiliki strategi yang dapat menarik pelanggan sehingga tujuan dapat tercapai.
B.     Saran
1.      Diharapkan mahasiswi dapat mengambil inspirasi dari usaha ini.
2.      Diharapkan masyarakat dapat membuka usaha yang memiliki keuntungan yanag menjanjikan.
3.      Diharapkan peluang usaha dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar